Saturday, October 30, 2010

DIMANAKAH ENGKAU SAAT KAMI BUTUH.........?????

Kemanakah kami mengadu? kami butuh bantuan.... Kami punya wakil untuk menampung keluh kesah kami. Siapakah itu? yah...... itulah wakil rakyat, atau biasa kita sebut dengan sebutan DPR. Yang namanya wakil rakyat itu seharusnya merakyat, Persis seperti lagunya bang Iwan fals "wakil rakyat seharusnya merakyat........dst." Lah ini beda..... mentang-mentang sudah borju jadi wakil rakyat lalu lupa sama rakyatnya. Kalau jalan angkuh lagi, sombong banget sih loh. Emangnya gak nyadar kali ya, mereka jadi wakil rakyat kan juga berkat rakyat memilihnya. Coba kalau kami gak memilihnya, pasti gakkan kepilih kan.... hemmm.


DPR itu merupakan tempat penampungan aspirasi rakyat, itu kalau berjalan sebagaimana mestinya. Pertama kali mereka dicalonkan sampai pada akhirnya mereka terpilih jadi wakil rakyat itu ya untuk memimpin, menampung, menghimbau, dan mengayomi rakyat. Apakah ini semua telah terwujud? entahlah.... ku rasa belum deh....

Langsung saja pada pokok permasalah, didalam sebuah pemerintahan itu terdapat APBN. Nah pendapatan yang masuk ke APBN ini salah satunya adalah pajak, dan pajak itu merupakan iuran yang wajib dibayarkan oleh rakyat dengan imbalan secara tidak langsung. Imbalan ini berupa apa? salah satunya adalah perbaikan jalan. Akan tetapi pertanyaannya "apakah jalan-jalan yang ada saat ini sudah seluruhnya baik?" jawabnya adalah tidak. Meskipun telah banyak diadakan perbaikan-perbaikan jalan, akan tetapi itu hanyalah disebagian saja yang ada di sepanjang jalan raya. Tetapi kalau untuk jalan yang masuk ke perkampungan masih jauh dari kata baik. Lalu siapa yang hendak disalahkan? Padahal di desa ini pun juga tempat tinggalnya salah satu anggota DPRD Lamongan. Sungguh jalan ini sangat mengenaskan. Padahal jalan ini merupakan pusat keluar masuk kendaraan baik itu roda 2, roda 3, maupun roda 4.

Inilah salah satu bukti buruknya jalan kami


Dari sini kami menghimbau, bukalah hati dan pikiran kalian oh wakil rakyatku jika memang kami masih ada dipikiran kalian. Kemana lagi kami mengadu, kalau bukan pada kalian. Dengarkan jeritan hati kami wahai wakil rakyatku. Sebelumnya trimakasih.

Smoga ini bisa dijadikan renungan buat para pemimpin kita.